Jakarta -Ketua Dewan Pembina Yayasan Arema Andi Darussalam Tabusalla mengatakan akan meninggalkan klub Arema Indonesia jika musim kompetisi Liga Super Indonesia 2010-2011 berakhir pada Juli mendatang.

“Saya sudah persiapan. Tapi, saya harus selesaikan dulu segala tanggung jawab di Arema biar semuanya bisa berakhir dengan baik bagi semuanya, bagi Arema dan Aremania,” kata Andi yang menghubungi Tempo pada Kamis (10/3) siang selama 3 menit 46 detik sejak pukul 13:25:49 WIB.

Sebelumnya Tempo menelepon Andi tapi tak diangkat dan Andi menelepon balik. Sambungan telepon tidak begitu lancar, agak terputus-putus. Tempo juga mengajukan pertanyaan pesan pendek yang dijawab Andi.

Direktur Utama PT Liga Indonesia itu menyebutkan beberapa alasan dirinya ingin mundur. Ia merasa tidak lagi dihormati dan dihargai sebagai pembina oleh para pemain terkait dengan krisis keuangan yang melanda klub Singo Edan. Krisis keuangan ditandai dengan mogoknya 14 pemain ke Papua sepulang dari Osaka pada Kamis (3/3) malam.

Pemain mogok sebagai bentuk protes manajemen yang berkali-kali ingkar janji membayarkan gaji mereka tepat waktu—termasuk janji membayarkan gaji pada Selasa (8/3). Pemain yang mogok baru berangkat pada Sabtu (5/3) pagi atau dua hari menjelang laga lawan Persipura Jayapura, yang berakhir 6-1 untuk tuan rumah.

Padahal, menurut Andi, ia dan manajemen sudah bekerja keras membereskan masalah keuangan Arema dengan mencarikan sponsor. Andi juga langsung terlibat mendamaikan ketidakharmonisan hubungan antara manajemen dan pemain gara-gara masalah keterlambatan pembayaran gaji. Keterlambatan gaji membuat pemain sempat mogok latihan beberapa kali. Sponsor yang berhasil digaet Andi adalah Ijen Nirwana Residence.

Pada 14 Oktober 2010 di perumahan eksklusif seluas 27 hektare di Kota Malang kepunyaan Grup Bakrie itu manajemen mengumumkan nama seluruh sponsor. Arema mengantongi Rp 11 miliar, sebesar Rp 4,5 miliar berasal dari Ijen.

Andi menegaskan Arema tetap akan hidup tanpa dirinya. Nama besar Arema menjadi daya tarik bagi siapa pun yang ingin membantu Arema. Nilai jual Arema masih tinggi. Siapa pun silakan mengambil Arema dan ia takkan menghalang-halangi. Penegasan ini mirip dengan penegasannya pada Tempo pada Kamis, 16 Juli 2009.

Ditanya alasannya masuk ke Arema sejak dilepas Bentoel pada 3 Agustus 2009 (diambil alih Bentoel pada 29 Januari 2003), Andi menegaskan dirinya bersedia membantu Arema tanpa pamrih. Keterlibatannya murni dilatari ikatan batin yang kuat sepanjang riwayat Arema sejak berdiri pada 11 Agustus 1987. “Karena sejarah panjang sejak berdirinya Arema oleh almarhum Acub Zainal,” ujarnya dalam pesan pendek.

Pada Kamis, 16 Juli 2009, Andi mengaku berutang budi pada ayah kandung bekas pemilik Arema, Lucky Adrianda Zainal, itu. Andi merasa turut dibesarkan oleh bekas administratur Liga Sepakbola Utama alias Galatama. Dengan demikian, ada kewajiban moral bagi Andi untuk ikut membantu menyelamatkan Arema baik diminta maupun tidak.

“Percayalah pada saya, Arema tidak akan ditinggalkan sponsorship. Nilai jual Arema masih tinggi. Meski saya sering berbeda sikap dan pandangan dengan Aremania dan manajemen atau pengurus Arema, saya tetap merasa punya ikatan batin yang kuat dengan Arema,” kata Andi kepada Tempo, 16 Juli 2009 itu.

Sebaliknya ia tegas-tegas menyangkal isu dan tudingan yang menyebut dirinya masuk ke Arema dengan membawa kepentingan politik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical untuk melenggang ke kompetisi pemilihan presiden 2014.

Sumber Tempo bercerita, Ical berambisi menguasai perolehan suara di Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu). Namun, ambisi itu bisa gagal jika Aremania, julukan suporter Arema, tidak dirangkul. Jamak diketahui, dalam kurun 2008-2009 hubungan Aremania dan PSSI tidak akur. Pada 2008 Aremania mendeklarasikan “revolusi PSSI”.

Lalu, setelah dilepas Bentoel, keuangan Arema kembali berdarah-darah. Di tengah kesulitan itu muncul isu petinggi Partai Demokrat pun ingin menguasai Arema. Bahkan, Edhie Baskoro Yudhoyono, putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, disebut-sebut sudah bersedia menjadi pemilik baru Arema.

Namun, ambisi Partai Demokrat gagal dengan masuknya Andi. Apalagi Ketua Partai Golkar Kabupaten Malang Rendra Kresna lebih dulu masuk ke jajaran elite Arema. Rendra terpilih menjadi Bupati Malang periode 2010-2015 pada 26 Oktober 2010. Pelantikan Rendra dan wakilnya, Ahmad Subhan, di gedung parlemen setempat dihadiri Ical dan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

“Saya bukan orang politik. Saya orang hitam-putih saja,” Andi membantahnya lewat pesan pendek.

Selain mundur dari Arema, Andi menyebut kemungkinan dirinya juga “pensiun” dari seluruh jagat sepakbola. Ia ingin mendapatkan waktu yang lebih banyak bersama keluarga. Tapi ia siap membantu persepakbolaan nasional jika dibutuhkan.

“Saya sudah capek. Sekarang di sepakbola tak ada persahabatan. Nilai-nilai sepakbola yang saya inginkan seperti pertemanan dan persahabatan sudah tak ada. Di sepakbola sekarang, teman dan sahabat malah jadi musuh,” katanya.

Sebelumnya, pada medio Januari 2011, seorang petinggi PT Liga Indonesia menegaskan masuknya Andi ke Arema memang murni dilatari sejarah hubungan panjang dan dalam dengan Arema. Andi disebut tidak mendapat keuntungan finansial sedikit pun. Sudah terlalu banyak yang dikorbankan Andi untuk Arema meski cara-caranya cenderung kontroversial.

“Itu demi kebaikan Arema. Setahu saya, Pak Andi malah merugi secara material. Kalau soal keuntungan dalam bentuk lain, seperti keuntungan politik, ya, hanya beliau yang tahu. Tapi saya yakin Pak Andi bantu Arema ikhlas. Sekarang ini Pak Andi sedang mencari momentum untuk meninggalkan Arema. Beliau kan tak seterusnya ngopenin Arema dan sepakbola. Beliau juga mau pensiun,” kata sang petinggi PT Liga Indonesia itu.

Dikonfirmasi cerita itu, Andi hanya menjawab pendek bahwa dirinya murni mau mundur sekarang ini, bukan sudah direncanakan sejak lama. ABDI PURNOMO

DPR RI Minta LPI Ikuti Aturan

JAKARTA, (PRLM).- Komisi X DPR RI meminta Liga Primer Indonesia (LPI) mengikuti aturan yang ada jika ingin masuk ke tubuh PSSI. Mereka meminta agar LPI menjalin komunikasi dengan PSSI untuk mempertegas legalitas yang dimiliki LPI saat ini.
“Selama ini LPI bagaikan bayi yang lahir selamat, tapi belum memiliki akte kelahiran. Padahal disatu sisi LPI sudah memberikan perkembangan yang positif di persepakbolaan Indonesia. Tapi di sisi lain, legalitas LPI juga harus dipertegas, dimana posisinya dalam PSSI. Agar bisa berkembang dengan baik, seharusnya LPI mengikuti aturan yang ada di PSSI, agar juga bisa diakui oleh FIFA," ujar anggota Komisi X DPR RI M. Nasrullah dari fraksi PAN pada saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi X DPR RI dengan LPI di Gd. MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (1/3).
Selama ini menurut LPI dianggap cukup memberikan tontonan yang baik kepada masyarakat, terutama masalah sportifitas pertandingan. Bukan hanya itu, Komisi X juga menganggap dari sisi finansial pun apa yang diterapkan LPI seharusnya diadopsi oleh klub kompetisi PSSI yakni tidak bergantung pada APBD.
"Sebaiknya LPI menjelaskan dengan baik kepada PSSI tentang mekanisme Liga yang mereka jalankan. Ini agar tercipta kesamaan visi dari keduanya dan membuat kompetisi LPI bisa lebih maju lagi. Keduanya harus menghilangkan gengsinya," kata Gede Pasek Suardika dari fraksi PDI Perjuangan.
Seperti diketahui bahwa kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia Liga Super Indonesia (LSI) hanya merupakan kompetisi semi profesional. Sesuai dengan struktur kompetisi PSSI, masih ada kompetisi yang lebih tinggi di tingkat internasional, seperti Liga Champions Asia serta Piala Dunia antar klub.
"Sebaiknya pihak LPI tidak hanya mementingkan sisi komersil semata, tapi juga harus menampilkan sisi idealisme dari sepak bola sendiri. Tidak boleh terlena dengan cepat, agar bisa lebih meningkatkan kualitas kompetisi yang dijalankan, dan tidak hanya tertahan sebatas kompetisi nasional saja, tapi juga bisa ikut dalam kompetisi internasional," imbuh Gede menambahkan.
Direktur LPI Wijayanto menuturkan, pihaknya mengaku bahwa selama ini telah melakukan komunikasi dengan PSSI, namun memang menurut dia belum ada titik temu. Menurut dia, adanya dua kompetisi dalam satu negara yang dipermasalahkan oleh PSSI sebenarnya sesuatu yang lumrah dan sudah banyak terjadi di beberapa negara, seperti Inggris.
"Meski demikian, kami tidak akan berhenti melakukan pendekatan dengan pihak PSSI. Karena apa yang kami lakukan ini juga demi kemajuan sepak boal Indonesia," ucapnya kemudian.
Manajer Umum Bidang Liga LPI Arya Abhiseka menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan tahap penguatan organisasi, yang kemudian akan diikuti oleh kewajiban kepada klub untuk melakukan pembinaan usia dini.
"Semua akan dilakukan secara bertahan, dalam lima tahun mudah-mudahan hasilnya, baik dari segi finansial maupun pembinaan usia dini sudah bisa terlihat," katanya.
Pada RPDU tersebut, pihak komisi X juga memberikan catatan tentang tata cara perekrutan pemain maupun wasit asing yang berlangsung di LPI saat ini. DPR tidak ingin ada penyalahgunaan aturan dalam hal tersebut.

Lima Klub ISL Bakal Hijrah ke LPI

  Robohnya rezim Nurdin Halid di PSSI membawa perubahan pada peta sepak bola Indonesia. Liga Primer Indonesia, sebuah kompetisi yang sebelumnya dianggap kompetisi kacangan, kini kebanjiran peminat. Tercatat, paling tidak lima klub besar yang sebelumnya berkompetisi di ISL, siap hijrah ke LPI.Menurut salah seorang sumber bola.net, kelima klub tersebut bukanlah klub kacangan atau klub kelas dua. Mereka rata-rata adalah klub yang memiliki nama besar di sepak bola Indonesia. Bahkan, sebagian besar klub-klub itu pernah menyandang gelar juara.
Sayang, sumber yang tidak bersedia disebutkan namanya ini enggan menjelaskan klub-klub mana yang bakal bergabung. Namun, dia memberi petunjuk bahwa klub-klub ini sudah sering dikabarkan di media bakal hijrah ke LPI.
Sementara itu, menanggapi adanya kabar ini, salah seorang penggagas bergulirnya LPI, Yon Moeis mengaku siap menerima klub-klub tersebut. Menurut CEO Batavia Union ini, asalkan hal tersebut demi kemajuan sepak bola Indonesia, LPI ikhlas.
"Kami ikhlas dan tidak masalah apabila nantinya Ketua Umum PSSI yang baru memutuskan demikian. Asalkan ini demi sepak bola Indonesia, kami bersedia," tegasnya, pada bola.net, Jumat.
Sementara itu, terkait pengakuan resmi dari PSSI, Yon mengaku bahwa pihak LPI bakal kembali mengajukan afiliasi ke PSSI apabila Ketua Umum baru telah terpilih.
"Sejak awal, kami memang bertekad agar bisa diakui secara resmi oleh PSSI. Yang jelas, kami akan segera kembali mengajukan afiliasi kepada PSSI. Masalah diterima atau ditolak, ini merupakan urusan ketua umum yang baru," tandas Yon. (bola/den/lex)

Arema Tolak LPI dan Nurdin Halid


MALANG - Aremania, supporter sejati Arema FC, akhirnya melontarkan sikap terkait polemik Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. Aremania manyatakan akan mendukung Nurdin Halid meletakkan jabatannya sebagai ketua umum.

Tuntutan Nurdin Halid tak lagi menjabat Ketua Umum PSSI dikatakan sebagai kehendak rakyat dan harus didukung. Menurut Yuli Sumpil, dirijen utama Aremania, pihaknya setuju jika Nurdin tak lagi menjabat demi kemajuan sepakbola Indonesia.

Kendati demikian ia mengingatkan agar tuntutan Nurdin turun tidak dicampuradukkan dengan kepentingan politik. “Aremania mendukung Nurdin mundur sekaligus perubahan sepakbola Indonesia. Tapi tolong jangan dicampuri dengan kepentingan politis,” ujarnya, Rabu (2/3/2011).

Ia juga menilai pemerintah tidak berhak campur tangan dalam urusan di PSSI, terutama pencalonan ketua umum. Terkait revolusi PSSI sendiri, pria bertubuh kurus ini menginginkan adanya revolusi secara menyeluruh, tak hanya di kepengurusan PSSI namun juga penataan sepakbola di daerah-daerah.

Dirinya tak menutup mata bahwa sepakbola Indonesia butuh penataan agar bisa maju seperti di negara lain. Yuli yakin dengan perubahan yang signifikan dan positif, sepakbola Indonesia bisa semakin maju dan disegani di level internasional.

Sementara, selain menolak Nurdin menjadi ketua umum, Aremania juga menolak Liga primer Indonesia (LPI). Kemarin Aremania membentangkan spanduk penolakan terhadap LPI di kantor Arema FC, Jalan Sultan Agung, Malang.

Spanduk panjang itu bertuliskan ‘Demi Arema, Kami Aremania Mendukung Liga Yang Diakui FIFA’, serta ‘Aremania Menolak LPI’. Dua spanduk itu dipasang oleh puluhan Aremania yang datang dari beberapa koordinator wilayah (korwil).

Aremania yang memasang spanduk maupun kebetulan lewat, bergantian membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk penolakan terhadap LPI. Aksi ini merupakan spontanitas, seperti dikatakan Totok Kacong, Aremania dari Korwil Palm.

“Ini murni spontanitas setelah Arema diklaim sebagai tim LPI. Yang pasti Aremania mendukung Arema berlaga di kompetisi yang benar-benar diakui FIFA. Jadi hingga sekarang kita menilai LPI adalah kompetisi ilegal,” ujar Totok di sela aksi.
(fit)

Sudahlah Nurdin...

FIFA akhirnya menyampaikan sikap resmi. Substansinya sama dengan hasil pertemuan antara Duta Besar RI untuk Swiss Djoko Susilo dan Ketua Umum KONI/KOI Rita Subowo dengan Presiden FIFA Sepp Blatter di Zurich, Selasa lalu. Sebelum ini kubu Nurdin Halid meragukan keterangan Dubes bahwa Presiden FIFA melarang Nurdin kembali mencalonkan diri sebagai ketua umum PSSI karena yang bersangkutan pernah menjadi narapidana. FIFA juga menguatkan keputusan Komisi Banding yang mengadang tiga calon lainnya: Nirwan Bakrie, George Toisutta, dan Arifin Panigoro.

Sekjen PSSI Nugraha Besoes bahkan menganggap, jika memang benar pernyataan itu ada, merupakan opini Blatter dan bukan suara resmi FIFA. PSSI hanya berpedoman pada keputusan rapat Komite Eksekutif  FIFA. Dalam rapat tersebut, Nirwan Bakrie yang didampingi Deputi Sekjen Dali Tahir bertemu dengan Sekjen FIFA Jerome Valcke. Menurut Nugraha, FIFA menegaskan PSSI tetap harus menyelenggarakan kongres untuk membentuk Komisi Pemilihan dan Komisi Banding pada 26 Maret mendatang.

Kita menunggu langkah-langkah lebih lanjut. Tentu proses dan pelaksanaan kongres harus didorong agar benar-benar berada di bawah kontrol objektif FIFA. Logikanya, tidaklah mungkin seorang duta besar — yang merupakan wakil bangsa dan negara — gegabah menyampaikan pernyataan berbeda dari substansi yang ada. Pertanyaan kita, ada apa sebenarnya sehingga pasal Statuta FIFA tentang posisi ”mantan narapidana” yang diterjemahkan berbeda dalam pasal Statuta PSSI tidak dikoreksi oleh FIFA?

Kisah ”rebutan PSSI” antara kelompok status quo dengan rakyat — melalui para pemilik suara —, tampaknya makin bergerak ke psikologi kekuasaan. Awam tentu berhak mempertanyakan, mengapa Nurdin Halid yang jelas-jelas tidak mampu mencatatkan prestasi tim nasional selama delapan tahun memimpin PSSI, seperti tidak pernah mau mengakui kegagalan itu dengan mencoba tetap bertahan? Mengapa seberani itu mempertaruhkan kredibilitas bangsa dan negaranya dengan memainkan pasal dalam Statuta FIFA?

Kuncinya ada di tangan FIFA, dan kita akan melihat apakah organisasi tertinggi sepak bola dunia itu mau membuka mata mengenai realitas yang terjadi di Indonesia. Jika akhirnya pernyataan Sepp Blatter yang dijadikan landasan menyikapi kemelut PSSI, berarti FIFA tidak menutup telinga dari kondisi objektif yang berlangsung. Sebaliknya jika membiarkan Nurdin cs melaju dan mengabaikan koreksi atas kontroversi pasal ”mantan narapidana”, berarti ada lingkaran permainan di dalam FIFA sendiri.

Permainan kekuasaan dengan menjustifikasi peraturan, seolah-olah taat asas, hanya makin mempurukkan PSSI ke kubangan kebohongan. Yang berlangsung bukanlah demokrasi substansial, melainkan prosedural. Itu pun dengan trek yang sudah dikonstruksi sesuai alur konsep mereka. Perilaku semacam ini merefleksikan apa yang terjadi di ”jagat besar” sikap manusia terhadap nikmat kekuasaan. PSSI (baca: Nurdin Halid cs) bisa dibaca sebagai miniatur sirkus politik nasional kita. Jadi, sudahlah Nurdin...

***
Inspirasi dari Orang Terkaya Dunia

Daftar orang-orang kata dunia sudah dirilis oleh Majalah Forbes. Taipan asal Meksiko, Carlos Slim Helu masih tercatat sebagai orang terkaya dengan total kekayaan Rp 660 Triliun. Indonesia masih bisa bersyukur karena menempatkan beberapa orang masuk dalam daftar tersebut meski di urutan ratusan. Ketika membaca berita seperti ini, setiap orang tentu memiliki fantasi sendiri-sendiri. Misalnya, ternyata kekayaan Slim Helu sekitar 50 persen dari APBN Indonesia !

Tentu tidak boleh ada iri hati membaca kekayaan mereka itu. Slim Helu, Bill Gates, Warren Buffet, maupun Hartono bersaudara lebih mencerminkan sosok pekerja keras yang dinaungi oleh hoki, atau kabegjan. Kenapa, karena banyak bahkan mungkin jutaan orang sudah bekerja keras siang malam, tetapi tidak juga mencapai kekayaan berlimpah. Hoki, atau kabegjan itu juga tidak bisa dibeli, karena tidak dijual di sekolah bisnis paling bergengsi di dunia sekali pun.

Ada orang kaya karena memang dapat warisan, tetapi semua ini akan segera rontok manakala pewaris tidak memiliki cara mengelola yang benar, dan tidak bekerja keras untuk itu. Ada contoh yang berseberangan. Aburizal Bakrie misalnya, dia keturunan pengusaha tajir Achmad Bakrie. Tetapi, dia memiliki kemampuan mengembangkan Bakrie Group hingga sedemikian besar. Jadi, sudah kaya, ketiban hoki, masih mau bekerja keras.

Tetapi, banyak sekali keturunan pengusaha kaya yang secara perlahan harta habis dimakan zaman. Beberapa nama pengusaha besar di zaman lalu, kini tak satu pun anaknya berkibar-kibar. Warisan ada, hoki mungkin ada, tetapi tidak ada lagi kerja keras. Maka, inspirasi yang didapatkan adalah, harta warisan yang melimpah saja tidak cukup, karena harus ada ikhtiar terutama cara mengelola dengan kerja keras. Sedangkan kabegjan bisa diikhtiarkan.

Tetapi kita mesti belajar banyak dari mereka yang berangkat dari titik nol. Dari banyak sekali referensi akhirnya tergambarkan dengan sangat gamblang bahwa mereka rata-rata telah bekerja lebih lama untuk menghasilkan lebih banyak, bekerja lebih keras untuk menghasilkan lebih baik, dan bekerja lebih inovatif-kreatif untuk mendobrak kebekuan. Orang-orang kaya hampir selalu mempunyai kemampuan menciptakan iklim dan atmosfer nyaman bagi setiap karyawan.

Banyak dari mereka tidak datang dari universitas , karena ada pandangan dari kampus hanya menghasilkan orang-orang pandai teori. Kampus belum mampu menghasilkan pekerja keras yang mampu mentransformasikan teori ke dalam aplikasi yang matang. Di samping, daya imajinasi bisnis seringkali tumbuh bersama lingkungan kerjanya yang menantang. Kemampuan membaca kecenderungan yang tidak terlihat, dan dari celah itulah mereka muncul sebagai taipan yang hebat.

search